Rabu, 23 November 2011

13 Sifat laki-laki yang tidak disukai perempuan

DR. Amir Faishol Fath
dakwatuna.com - Para istri atau kaum wanita adalah manusia yang juga
mempunyai hak tidak suka kepada laki-laki karena beberapa sifa-sifatnya.
Karena itu kaum lelaki tidak boleh egois, dan merasa benar. Melainkan juga
harus memperhatikan dirinya, sehingga ia benar-benar bisa tampil sebagai
seorang yang baik. Baik di mata Allah, pun baik di mata manusia, lebih-lebih
baik di mata istri. Ingat bahwa istri adalah sahabat terdekat, tidak saja di
dunia melainkan sampai di surga. Karena itulah perhatikan sifat-sifat berikut
yang secara umum sangat tidak disukai oleh para istri atau kaum wanita.
Semoga bermanfaat.
Pertama, Tidak Punya Visi
Setiap kaum wanita merindukan suami yang mempunyai visi hidup yang
jelas. Bahwa hidup ini diciptakan bukan semata untuk hidup. Melainkan ada
tujuan mulia. Dalam pembukaan surah An Nisa’:1 Allah swt. Berfirman: “Hai
sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan
kamu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan isterinya; dan
daripada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan
yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan)
nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan
silaturrahim.
Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu”. Dalam ayat ini
Allah dengan tegas menjelaskan bahwa tujuan hidup berumah tangga adalah
untuk bertakwa kepada Allah. Takwa dalam arti bersungguh mentaati-Nya.
Apa yang Allah haramkan benar-benar dijauhi. Dan apa yang Allah
perintahkan benar ditaati.
Namun yang banyak terjadi kini, adalah bahwa banyak kaum lelaki atau para
suami yang menutup-nutupi kemaksiatan. Istri tidak dianggap penting. Dosa
demi dosa diperbuat di luar rumah dengan tanpa merasa takut kepada Allah.
Ingat bahwa setiap dosa pasti ada kompensasinya. Jika tidak di dunia pasti di
akhirat. Sungguh tidak sedikit rumah tangga yang hancur karena keberanian
para suami berbuat dosa. Padahal dalam masalah pernikahan Nabi saw.
bersabda: “Pernikahan adalah separuh agama, maka bertakwalah pada
separuh yang tersisa.”
Kedua, Kasar
Dalam sebuah riwayat dikatakan bahwa wanita diciptakan dari tulang rusuk
yang bengkok. Ini menunjukkan bahwa tabiat wanita tidak sama dengan
tabiat laki-laki. Karena itu Nabi saw. menjelaskan bahwa kalau wanita
dipaksa untuk menjadi seperti laki-laki tulung rusuk itu akan patah. Dan
patahnya berarti talaknya. Dari sini nampak bahwa kaum wanita mempunyai
sifat ingin selalui dilindungi. Bukan diperlakukan secara kasar. Karena itu
1
Allah memerintahkan para suami secara khusus agar menyikapi para istri
dengan lemah lembut: Wa’aasyiruuhunna bil ma’ruuf (Dan sikapilah para istri
itu dengan perlakuan yang baik) An Nisa: 19. Perhatikan ayat ini
menggambarkan bahwa sikap seorang suami yang baik bukan yang bersikap
kasar, melainkan yang lembut dan melindungi istri.
Banyak para suami yang menganggap istri sebagai sapi perahan. Ia dibantai
dan disakiti seenaknya. Tanpa sedikitpun kenal belas kasihan. Mentangmentang
badannya lebih kuat lalu memukul istri seenaknya. Ingat bahwa
istri juga manusia. Ciptaan Allah. Kepada binatang saja kita harus belas
kasihan, apalagi kepada manusia. Nabi pernah menggambarkan seseorang
yang masuk neraka karena menyikas seekor kucing, apa lagi menyiksa
seorang manusia yang merdeka.
Ketiga, Sombong
Sombong adalah sifat setan. Allah melaknat Iblis adalah karena
kesombongannya. Abaa wastakbara wakaana minal kaafiriin (Al Baqarah:
34). Tidak ada seorang mahlukpun yang berhak sombong, karena
kesombongan hanyalah hak priogatif Allah. Allah berfirman dalam hadits
Qurdsi: “Kesombongan adalah selendangku, siapa yang menandingi aku,
akan aku masukkan neraka.” Wanita adalah mahluk yang lembut.
Kesombongan sangat bertentangan dengan kelembutan wanita. Karena itu
para istri yang baik tidak suka mempunyai suami sombong.
Sayangnya dalam keseharian sering terjadi banyak suami merasa bisa
segalanya. Sehingga ia tidak mau menganggap dan tidak mau mengingat
jasa istri sama sekali. Bahkan ia tidak mau mendengarkan ucapan sang istri.
Ingat bahwa sang anak lahir karena jasa kesebaran para istri. Sabar dalam
mengandung selama sembilan bulan dan sabar dalam menyusui selama dua
tahun. Sungguh banyak para istri yang menderita karena prilaku sombong
seorang suami.
Keempat, Tertutup
Nabi saw. adalah contoh suami yang baik. Tidak ada dari sikap-sikapnya
yang tidak diketahui istrinya. Nabi sangat terbuka kepada istri-istrinya. Bila
hendak bepergian dengan salah seorang istrinya, nabi melakukan undian,
agar tidak menimbulkan kecemburuan dari yang lain. Bila nabi ingin
mendatangi salah seorang istrinya, ia izin terlebih dahulu kepada yang lain.
Perhatikan betapa nabi sangat terbuka dalam menyikapi para istri. Tidak
seorangpun dari mereka yang merasa didzalimi. Tidak ada seorang dari para
istri yang merasa dikesampingkan.
Kini banyak kejadian para suami menutup-nutupi perbuatannya di luar
rumah. Ia tidak mau berterus terang kepada istrinya. Bila ditanya selalu
jawabannya ngambang. Entah ada rapat, atau pertemuan bisnis dan lain
sebagainya. Padahal tidak demikian kejadiannya. Atau ia tidak mau berterus
2
terang mengenai penghasilannya, atau tidak mau menjelaskan untuk apa
saja pengeluaran uangnya. Sikap semacam ini sungguh sangat tidak disukai
kaum wanita. Banyak para istri yang tersiksa karena sikap suami yang begitu
tertutup ini.
Kelima, Plinplan
Setiap wanita sangat mendambakan seorang suami yang mempunyai
pendirian. Bukan suami yang plinplan. Tetapi bukan diktator. Tegas dalam
arti punya sikap dan alasan yang jelas dalam mengambil keputusan. Tetapi
di saat yang sama ia bermusyawarah, lalu menentukan tindakan yang harus
dilakukan dengan penuh keyakinan. Inilah salah satu makna qawwam dalam
firman Allah: arrijaalu qawwamuun alan nisaa’ (An Nisa’:34).
Keenam, Pembohong
Banyak kejadian para istri tersiksa karena sang suami suka berbohong. Tidak
mau jujur atas perbuatannya. Ingat sepandai-pandai tupai melompat pasti
akan jatuh ke tanah. Kebohongan adalah sikap yang paling Allah benci.
Bahkan Nabi menganggap kebohongan adalah sikap orang-orang yang tidak
beriman. Dalam sebuah hadits Nabi pernah ditanya: hal yakdzibul mukmin
(apakah ada seorang mukmin berdusta?) Nabi menjawab: Laa (tidak). Ini
menunjukkan bahwa berbuat bohong adalah sikap yang bertentangan
dengan iman itu sendiri.
Sungguh tidak sedikit rumah tangga yang bubar karena kebohongan para
suami. Ingat bahwa para istri tidak hanya butuh uang dan kemewahan
dunia. Melainkan lenbih dari itu ia ingin dihargai. Kebohongan telah
menghancurkan harga diri seorang istri. Karena banyak para istri yang siap
dicerai karena tidak sanggup hidup dengan para sumai pembohong.
Ketujuh, Cengeng
Para istri ingin suami yang tegar, bukan suami yang cengeng. Benar Abu
Bakar Ash Shiddiq adalah contoh suami yang selalu menangis. Tetapi ia
menangis bukan karena cengeng melainkan karena sentuhan ayat-ayat Al
Qur’an. Namun dalam sikap keseharian Abu Bakar jauh dari sikap cengeng.
Abu Bakar sangat tegar dan penuh keberanian. Lihat sikapnya ketika
menghadapi para pembangkang (murtaddin), Abu Bakar sangat tegar dan
tidak sedikitpun gentar.
Suami yang cenging cendrung nampak di depan istri serba tidak
meyakinkan. Para istri suka suami yang selalu gagah tetapi tidak sombong.
Gagah dalam arti penuh semangat dan tidak kenal lelah. Lebih dari itu tabah
dalam menghadapi berbagai cobaan hidup.
3
Kedelapan, Pengecut
Dalam sebuah doa, Nabi saw. minta perlindungan dari sikap pengecut
(a’uudzubika minal jubn), mengapa? Sebab sikap pengecut banyak
menghalangi sumber-sumber kebaikan. Banyak para istri yang tertahan
keinginannya karena sikap pengecut suaminya. Banyak para istri yang
tersiksa karena suaminya tidak berani menyelesaikan permasalahan yang
dihadapi. Nabi saw. terkenal pemberani. Setiap ada pertempuran Nabi selalu
dibarisan paling depan. Katika terdengar suara yang menakutkan di kota
Madinah, Nabi saw. adalah yang pertama kaluar dan mendatangi suara
tersebut. Para istri sangat tidak suka suami pengecut. Mereka suka pada
suami yang pemberani. Sebab tantangan hidup sangat menuntut keberanian.
Tetapi bukan nekad, melainkan berani dengan penuh pertimbangan yang
matang.
Kesembilan, Pemalas
Di antara doa Nabi saw. adalah minta perlindingan kepada Allah dari sikap
malas: allahumma inni a’uudzubika minal ‘ajizi wal kasal , kata kasal artinya
malas. Malas telah membuat seseorang tidak produktif. Banyak sumbersumber
rejeki yang tertutup karena kemalasan seorang suami. Malas sering
kali membuat rumah tangga menjadi sempit dan terjepit. Para istri sangat
tidak suka kepada seorang suami pemalas. Sebab keberadaanya di rumah
bukan memecahkan masalah melainkan menambah permasalah. Seringkali
sebuah rumah tangga diwarnai kericuhan karena malasnya seorang suami.
Kesepuluh, Cuek Pada Anak
Mendidik anak tidak saja tanggung jawab seorang istri melainkan lebih dari
itu tanggung jawab seorang suami. Perhatikan surat Luqman, di sana kita
menemukan pesan seorang ayah bernama Luqman, kepada anaknya. Ini
menunjukkan bahwa seorang ayah harus menentukan kompas jalan hidup
sang anak. Nabi saw. Adalah contoh seorang ayah sejati. Perhatiannya
kepada sang cucu Hasan Husain adalah contoh nyata, betapa beliau sangat
sayang kepada anaknya. Bahkan pernah berlama-lama dalam sujudnya,
karena sang cucu sedang bermain-main di atas punggungnya. Kini banyak
kita saksikan seorang ayah sangat cuek pada anak. Ia beranggapan bahwa
mengurus anak adalah pekerjaan istri. Sikap seperti inilah yang sangat tidak
disukai para wanita.
Kesebelas, Menang Sendiri
Setiap manusia mempunyai perasaan ingin dihargai pendapatnya. Begitu
juga seorang istri. Banyak para istri tersiksa karena sikap suami yang selalu
merasa benar sendiri. Karena itu Umar bin Khaththab lebih bersikap diam
ketika sang istri berbicara. Ini adalah contoh yang patut ditiru. Umar
beranggapan bahwa adalah hak istri mengungkapkan uneg-unegnya sang
4
suami. Sebab hanya kepada suamilah ia menemukan tempat mencurahkan
isi hatinya. Karena itu seorang suami hendaklah selalu lapang dadanya.
Tidak ada artinya merasa menang di depan istri. Karena itu sebaik-baik sikap
adalah mengalah dan bersikap perhatian dengan penuh kebapakan. Sebab
ketika sang istri ngomel ia sangat membutuhkan sikap kebapakan seorang
suami. Ada pepetah mengatakan: jadilah air ketika salah satunya menjadi
api.
Keduabelas, Jarang Komunikasi
Banyak para istri merasa kesepian ketika sang suami pergi atau di luar
rumah. Sebaik-baik suami adalah yang selalu mengontak sang istri. Entah
denga cara mengirim sms atau menelponnya. Ingat bahwa banyak masalah
kecil menjadi besar hanya karena miskomunikasi. Karena itu sering
berkomukasi adalah sangat menentukan dalam kebahagiaan rumah tangga.
Banyak para istri yang merasa jengkel karena tidak pernah dikontak oleh
suaminya ketika di luar rumah. Sehingga ia merasa disepelekan atau tidak
dibutuhkan. Para istri sangat suka kepada para suami yang selalu mengontak
sekalipun hanya sekedar menanyakan apa kabarnya.
Ketigabelas, Tidak Rapi dan Tidak Harum
Para istri sangat suka ketika suaminya selalu berpenampilan rapi. Nabi
adalah contoh suami yang selalu rapi dan harum. Karena itu para istrinya
selalu suka dan bangga dengan Nabi. Ingat bahwa Allah Maha indah dan
sangat menyukai keindahan. Maka kerapian bagian dari keimanan. Ketika
seorang suami rapi istri bangga karena orang-orang pasti akan berkesan
bahwa sang istri mengurusnya. Sebaliknya ketika sang suami tidak rapi dan
tidak harum, orang-orang akan berkesan bahwa ia tidak diurus oleh istrinya.
Karena itu bagi para istri kerapian dan kaharuman adalah cermin pribadi
istri. Sungguh sangat tersinggung dan tersiksa seorang istri, ketika melihat
suaminya sembarangan dalam penampilannya dan menyebarkan bahu yang
tidak enak. Allahu a’lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar